Legenda Siti Nurbaya, Kisah 'Romeo & Juliet' Asal Tanah Minang

Legenda Siti Nurbaya, Kisah ‘Romeo & Juliet’ Asal Tanah Minang

Legenda Siti Nurbaya adalah salah satu cerita rakyat terkenal dari Indonesia, terutama dari daerah Sumatera Barat. Cerita ini mengandung pesan moral yang mendalam mengenai cinta, pengorbanan, dan keteguhan hati. Siti Nurbaya menjadi simbol wanita yang kuat dan berani dalam menghadapi takdir yang sulit.

Siti Nurbaya adalah seorang gadis cantik dan berasal dari keluarga terpandang di Padang, Sumatera Barat. Ia hidup bahagia bersama ayahnya, Datuk Mudo, seorang bangsawan yang dihormati di masyarakat. Siti Nurbaya memiliki seorang kekasih bernama Samsulbahri, seorang pemuda yang berasal dari keluarga sederhana, namun memiliki cinta yang tulus dan dalam terhadapnya.

Mereka berdua sangat mencintai satu sama lain, dan berencana untuk menikah. Namun, kebahagiaan mereka terganggu oleh keinginan Datuk Mudo untuk menikahkan Siti Nurbaya dengan seorang pengusaha kaya bernama Datuk Maringgih.

Datuk Mudo, meskipun mencintai putrinya, merasa bahwa Datuk Maringgih yang kaya dan berpengaruh adalah calon yang lebih cocok untuk Siti Nurbaya. Ia juga ingin memastikan kesejahteraan Siti Nurbaya di masa depan, meskipun harus mengorbankan kebahagiaan anaknya.

Siti Nurbaya sangat menentang perjodohan ini karena dia sudah mencintai Samsulbahri. Namun karena tekanan dari ayahnya dan perbedaan status sosial, Siti Nurbaya merasa tidak punya pilihan selain menerima perjodohan yang sudah diatur oleh ayahnya. Dalam hatinya, ia berdoa agar Samsulbahri bisa datang dan menyelamatkannya dari pernikahan yang dipaksakan.

Legenda Siti Nurbaya, Kisah 'Romeo & Juliet' Asal Tanah Minang

PENDERITAAN SITI NURBAYA

Samsulbahri yang mengetahui perjodohan ini sangat marah dan sakit hati. Ia mencoba mendatangi Siti Nurbaya dan melarikan diri bersama, tetapi semua usahanya gagal. Pernikahan itu tetap berlangsung dan akhirnya ia merasa putus asa dan akhirnya terpaksa pergi ke luar kota.

Setelah pernikahan Siti Nurbaya dengan Datuk Maringgih, hidup siti Nurbayan terasa hampa dan putus asa karena menikah bukan atas dasar cinta yang ia dambakan bersama Samsulbahari. Setalah menjalani pernikahan yang tak bahagia ini pada akhirnya Siti Nurbaya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan meminum racun.

Sebelum kematianya ia juga tidak lupa menulis surat untuk pujaan hati Samsulbahari yang sudah lama tidak ia temui. Setelah mendengar kepergian orang yang ia cintai Samsulbahri, yang merasa sangat kehilangan dan penuh penyesalan, kembali ke Padang setelah mendengar berita kematian Siti Nurbaya. Namun, ia terlambat, dan tidak dapat melakukan apa-apa selain meralakan atas takdir yang telah terjadi.

Pesan Moral Legenda Siti Nurbaya 

Cerita Siti Nurbaya mengandung pesan moral yang kuat, yaitu tentang pentingnya cinta sejati dan perjuangan melawan ketidakadilan sosial, seperti perjodohan yang dipaksakan oleh orang tua atau tradisi yang mengabaikan perasaan individu. Legenda ini juga menggambarkan betapa kuatnya cinta yang mampu mengatasi segala rintangan, meski akhirnya berakhir tragis.

Siti Nurbaya juga dikenang sebagai simbol pengorbanan dan ketabahan wanita dalam menghadapi keputusan yang sulit. Cerita ini telah menjadi bagian dari sastra klasik Indonesia dan diadaptasi dalam berbagai bentuk seni, termasuk novel, film, dan drama.

Cerita ini pertama kali ditulis oleh Merah Roeslin pada tahun 1922 dan novel yang iya tulis berjudul Siti Nurbayan.

Baca juga: The Backyardigans Serial Animasi Ini Mengajarkan Kreativitas dan Persahabatan