Legenda Empat Raja cerita ini berasal dari daerah Papua Barat, area yang kini dikenal sebagai avontur dunia. Ceritanya berkisah seorang kakak-beradik yang berasal dari enam butir telur yang ditemui di hutan. Berawal dari sepasang suami istri di tanah Papua yang telah lama berumah tangga dan belum juga di karuniai anak. Dengan rasa kepenatan dan tidak putus asa mereka selalu berdoa pada Tuhan agar di berikan sang buah hati, mereka pergi ke hutan mencari kayu bakar dan sayangnya kayu yang dicari hanya sedikit akibat hujan. Kemudian pasangan ini berhenti untuk beristirahat di pesisir Sungai Waikeo. Sewaktu berisitirahat suami menatap pada sebuah galian besar di pinggiran tepi sungai.
Kemudain suami menyapa istrinya untuk meyakinkan galian itu dan syok ketika melihat enam butir telur besar. Akhirnya mereka pun memindahkan telur tersebut, dan berfikir bisa dijadikan bahan pangan untuk dimasak kemudian hari, dan disimpan dengan baik.
KISAH DARI LEGENDA EMPAT RAJA
Sukacita lain datang pada mereka, telur tersebut pun menetas menjadi anak manusia, ketika sang istri menyajikan hidangan. Enam telur itu membuahkan empat anak pria, satu anak perempuan dan satu telur berubah menjadi batu. Lima anak ini tampak mengenakan kain putih yang bercahaya. Pada momen tersebut inilah menjadi petunjuk mereka berasal dari kedewaan. Sepasang suami istri ini pun sangat senang, dikaruniai seorang anak dan merasa doa nya telah didengar oleh Tuhan. Mereka pun mengatakan akan menjaga anak-anak nya dengan baik. Keempat putra nya di beri nama War, Betani, Dohar, dan Mohammad, sedangkan putri mereka dinamai Pintolee.
Waktu telah tiba dimana kelima anak ini menjadi dewasa. Mereka dikenal sebagai anak yang rajin dan penuh bakti. Semakin beranjak dewasa, mereka semakin tekun membantu orang tua nya agar tidak perlu bekerja keras. Lahan pertanian yang mereka kelola tumbuh pesat, dan meluas hingga empat pulau besar di Teluk Kabui. Oleh sebab itu, bukan hanya kedua orang tua nya yang merasa bangga tetapi masyarakat desa juga sanggat mengagumi kebaikan mereka. Tetapi hari demi hari tanah Papua dilanda ancaman besar. Beberapa suku ingin merebut kekuasaan, dan menyebarkan permusuhan di antara masyarakat. Empat raja yang bijaksana ini tidak mudah terpecah belah, dan menyadari bahwa persatuan adalah kunci untuk mengatasi segala tantangan.
Baca Juga: Johnny Bravo, Kisah Petualangan Pria Muda Yang Memiliki Tubuh Kekar