Lau Kawar

Lau Kawar, Kutukan Wanita Tua Yang Berujung Sebuah Bencana

Lau Kawar adalah nama sebuah Danau yang terdapat di wilayah Sumatra Utara dan terletak di desa yang bernama Desa Kuta Gugung. Sebelum menjadi sebuah Danau masyarakat setempat mempercayai bahwa Danau ini adalah sebuah desa. Desa tersebut pun bernama Kawar yang kemudian tenggelam dan berubah menjadi sebuah Danau. Yang kini dikenal dengan sebutan Danau Lau Kawar. Kini banyak yang menjadikan Danau ini sebagai destinasi wisata yang bisa dikunjungi. Banyak warga lokal dan juga dari luar kota yang menjadikan Danau ini sebagai salah satu destinasi wisata mereka. Terletak di bawah kaki gunung dan memiliki banyak pepohonan hijau sehingga memiliki suasana yang asri. Dan pemandangan yang dimiliki juga tidak kalah indah dari Danau Toba.

Lau Kawar

Kisah Kehidupan Yang Makmur Di Desa Kawar

Pada zaman dahulu di wilayah Sumatra Utara yaitu tepat nya di Tanah Karo terdapat sebuah desa bernama Kawar. Desa Kawar ini sangat subur dan juga makmur di tambah dengan pemandangan indah di desa ini. Memiliki sebuah mata air yang sangat jernih yang digunakan oleh penduduk sekitar sebagai sumber air minum mereka. Karena memiliki tanah yang subur dan juga makmur masyarakat nya memiliki mata pencarian sebagai petani. Hasil pertanian yang di peroleh oleh masyarakat sekitar juga cukup bagus dan sangat banyak. Ketika masyarakat setempat selesai dengan musim panen mereka maka mereka akan mengadakan sebuah pesta perayaan. Pesta tersebut disebut dengan kerja tahunan dan diiringi dengan musik tradisional khas masyarakat Karo. Hal ini dilakukan sebagai ucap rasa syukur mereka terhadap hasil panen yang mereka peroleh. Pesta akan berlangsung dengan sangat meriah mereka akan bersuka cita dan juga menari.

Dalam pesta tersebut pun akan menyediakan banyak jenis makanan dan juga buah-buahan yang disajikan oleh penduduk sekitar. Walau memiliki masyarakat yang hidup dengan makmur namun terdapat satu rumah di dekat mata air yang kurang bahagia. Di dalam rumah tersebut hiduplah wanita tua yang sudah berumur dengan anak nya yang bernama Tongat. Nenek tersebut sudah tidak bisa lagi melakukan aktivitas seperti biasanya dan hanya berbaring di tempat tidurnya. Hingga suatu hari Desa Kawar mengalami panen raya yang dimana hasil panen para penduduk meningkat dua kali lipat dari biasanya. Bahkan karena hasil yang berlipat dari biasanya banyak warga yang harus menyiapkan tempat baru untuk hasil panen mereka. Sebagai rasa syukur mereka akibat hasil panen yang melimpah dari biasanya para masyarakat mengadakan pesta yang lebih meriah. Pesta ini berbeda dari pesta yang biasa mereka lakukan karena di adakan lebih meriah dan dalam satu hari penuh. Makanan dan buah-buahan yang disajikan pun lebih banyak.

Kutukan Wanita Tua Hingga Terjadi Danau Lau Kawar

Lau Kawar

Mendengar akan di adakan acara di kampung yang lebih meriah karena rasa syukur terhadap hasil panen pada tahun ini. Sang nenek tersebut berharap akan dijemput oleh anak nya si Tongat. Dan akan di ajak dalam menghadiri acara yang akan di adakan tersebut. Sudah menunggu dengan cukup lama namun anak nya tidak juga datang untuk menjemput nya. Bahkan dirinya sudah kelaparan karena belum makan seharian karena anaknya belum mengantarkan makanan. Nenek ini tinggal sendirian karena anaknya sudah menikah dan memilih untuk tinggal berpisah dengan ibunya. Menunggu sang anak untuk menjemput nya dengan rasa sedih dan juga kelaparan. Hal ini jelas membuat nenek ini menjadi sedih karena dirinya sudah dilupakan oleh si Tongat anaknya. Ketika hari semakin gelap akhirnya si Tongat pun teringat akan ibunya yang di rumah sendirian dan belum di antarkan makanan seharian ini. Mengingat hal itu dirinya langsung membungkus makanan yang tersisa untuk ibunya di rumah.

Namun sayang makanan yang di bungkuskan kini tinggal sisa-sisa saja karena hari sudah gelap dan pesta hampir selesai. Dengan teganya lagi Tongat saat dalam perjalanan mengantarkan makanan untuk ibunya dirinya malah memakan sebagian makanan tersebut. Hanya menyisakan sedikit untuk ibunya dan bergegas mengantarkan nya. Setelah tiba di rumahnya Tongat pun langsung memberikan makanan nya kepada ibunya yang terbaring di atas tempat tidur. Melihat itu sang ibu pun senang karena anaknya masih dirinya namun semuanya berubah ketika membuka bungkusan nasi. Nenek tua itu pun kaget dan merasa sakit hati yang terdalam dan penghinaan oleh anaknya. Karena bungkusan nasi yang dibuka nya ternyata isinya hanyalah nasi sisa” yang sudah dimakan oleh anak nya. Betapa sakit hati dan marah nya nenek itu dan dalam keadaan nangis berdoa kepada tuhan. Agar anaknya mendapatkan balasan dari Tuhan dan benar saja seketika hujan dan petir yang sangat kuat terjadi. Dan seketika mengubah desa itu menjadi Danau.

Tokoh Utama Yang Terdapat Di Dalam Cerita :

 1. Nenek Tua 

Nenek Tua adalah orang tua yang merasa sakit hati akibat perbuatan dari anaknya sendiri. Yang dimana anaknya melupakan dirinya yang sudah tua dan memberikan makanan sisa. Akibat sakit hati yang di alami nya sehingga meminta kepada tuhan untuk memberikan pelajaran kepada anaknya tersebut.

 2. Tongat

Tongat adalah anak dari nenek tua ini yang melupakan ibunya yang sudah tua dan tidak bisa beraktivitas lagi. Bahkan dengan teganya memberikan makanan sisa kepada ibunya sendiri. Sehingga dirinya mendapatkan balasan dari Tuhan akibat perbuatan nya.

 3. Masyarakat Desa Kawar

masyarakat di sana hidup dengan subur dan juga makmur mereka juga hidup dengan damai. Sering mengadakan pesta untuk mengucapkan rasa syukur karena hasil tani mereka. Dan desa mereka kini berubah menjadi Danau Lau Kawar.

Lihat Juga : Rick and Morty Menggali Dunia Multiverse, Filsafat & Humor Gelap